KEPRITERKINI.CO.ID BATAM — Setelah sukses dengan pembangunan industrial, komersial, villa, hotel dan apartemen di kawasan hunian aman dan nyaman di tengah kota Batam, kini Panbil Group meluncurkan pusat rekreasi keluarga, Panbil Nature Reserve – Eco Edu Park.
Berdiri di atas kawasan perbukitan dan lembah seluas 200 hektar, Panbil Nature Reserve mengusung konsep perpaduan taman wisata alam dan edukasi, menyuguhkan berbagai wahana yang menggabungkan hiburan, petualangan dan ilmu pengetahuan.
Suasana alamnya sengaja diciptakan alami dan sangat asri, sehingga tempat ini sangat nyaman dan cocok untuk liburan keluarga.
Operational General Manager Panbil Nature Reserve, Galih J. Purnama mengatakan tujuan dari pembangunan wahana edukasi bernuansa alam ini adalah Ikut berpartisipasi dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan (UMKM) Batam khususnya dan Kepulauan Riau pada umumnya dalam bidang pariwisata yang dalam hal ini bekerja sama dengan Pemprov Kepri, Pemko Batam, BP Batam, KSDA & KLHK.
Kemudian, memperkenalkan wisata edukasi pengenalan konservasi alam mulai dari area pintu masuk pengunjung dapat mengeksplorasi beberapa spot di area khusus satwa, seperti taman kelinci, paviliun burung, kubah merak albino dan kolam ikan koi terbesar di kota Batam.
“Di tempat ini pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan satwa dan memberi makan dengan pengawasan petugas,” ujar Galih di Taman Wisata Alam Eco Edu Park pada Senin (6/12/2021) siang.
Pada jadwal tertentu juga ditampilkan “Animal Encounters’’ dimana pengunjung dapat bertemu secara langsung untuk berinteraksi dan berfoto bersama satwa-satwa seperti burung makaw, kura-kura, ular dan berang-berang.
Lanjutnya, setelah lelah beraktivitas, pengunjung dapat singgah ke The Artrium yang menawarkan konsep one stop venue yang siap memanjakan lidah para pengunjung dengan kehadiran ritel kuliner yang lengkap, mulai dari coffee shop, restoran hingga gerai es krim.
“Untuk menunjang kebutuhan harian, The Artrium juga dilengkapi dengan fasilitas supermarket yang luas,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Gedung The Artrium hadir dengan desain cozy dan homey dalam balutan seni mural cantik bertemakan A Fortunate Universe menggambarkan ekosistim flora dan fauna yang ada di Panbil Nature Reserve.
Pria yang akrab disapa dengan Pak Galih ini mengatakan untuk program aktivitas kedepannya, Panbil Nature Reserve akan menambahkan beragam aktivitas outdoor yang menggabungkan konsep pengenalan edukasi ekowisata dan aktivitas alam seperti hiking, jungle trekking, bersepeda dan observasi flora serta fauna.
“Nanti pengunjung dapat melakukan interaksi pengamatan rusa-rusa di area penangkaran yang berada di tengah khasnya suasana hutan dataran rendah Batam yang asri,” imbuhnya.
Dalam mengelola dan mengembangkan kawasan konservasi alam ini, Panbil Group bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk memastikan kepatuhan dan ketaatan terhadap kaidah-kaidah pelestarian hutan dan lingkungan hidup.
“Pasca recovery dari wabah pandemi yang berlangsung secara global 2 tahun kemarin, kami optimis dengan kehadiran Panbil Nature Reserve (atau biasa disingkat PNR) bisa turut serta membantu program pemerintah terutama dalam memajukan kembali bidang Pariwisata,” tuturnya.
Panbil Nature Reserve buka setiap hari mulai dari pukul 07.00 – 22.00 WIB. Jadwal interaksi dengan Satwa Senin-Jumat pukul 16.00 WIB – 18.00 WIB, Sabtu, Minggu dan hari libur pukul 09.00 WIB – 11.00 WIB dan 16.00 WIB – 18.00 WIB.
“Selama masa pembukaan ini kami menggratiskan biaya masuk,” bebernya.
Di tempat yang sama, Founder Panbil Group Johanes Kennedy mengatakan, kita secara berkala sekarang ada assesment dari BKSDA.
“Apa saja yang harus dilakukan tentang hutan, ini menjadi etalase nasional. Intinya ini bisa menjadi destinasi wisata alam yang bisa bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Johanes.
Lanjutnya, dengan memiliki kawasan yang luas, hutan panbil ini bisa kita manfaatkan untuk masyarakat sekalin hutan ini bisa kita jaga kelestariannya.
“Tujuan awalnya yaitu untuk menjaga hutan ini. Selalin menjaga Panbil kita juga menjaga hutannya, dan ini juga cara agar Pemerintah bisa hemat. Yang artinya tidak semua biaya yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah,” bebernya.
“Ini mungkin menjadi salah satu percontohan proyek BKSDA untuk di Sumatera,” pungkasnya (cw1)